Kamis, 21 Maret 2013

Cerpen : Alunan Kesetiaan


Pohon yang tepat di depanku kini perlahan mulai menggugurkan daunnya, seakan daun itu meninggalkan tempat naungan hidupnya. Iya,, ini seperti kisah cintaku dengannya, meskipun dia sudah tiada tapi  hati dan cintaku tetap tidak akan terhapuskan seperti daun yang tertiup oleh angin. Kisah cintaku dengannya bermula pada pertemuan di pohon itu, ketika itu aku masih kelas 6 SD.
Siang  itu aku duduk bersandar di bawah pohon sambil mendengarkan lagu karya-karya Mozart. Klariza itulah nama yang akan selalu terukir lekat dihatiku, dialah yang telah mengubah Lizart menjadi Mozart.
Moehammad Lizart. Yah, itulah namaku. Hobiku duduk dibawah pohon dengan alunan musik Mozart yang menenangkan hatiku. Sore itu ketika aku bersandar dibawah pohon, Klariza tetangga sebelah rumah menghampiri dan mengagetkanku dengan kejahilan lemparan bunga yang mirip ulat dan berteriak menakutiku. Disana kami selalu bermain bersama melantunkan lagu-lagu karya Mozart. Kami berdua suka sekali dengan musik dan kami pun mempunyai sedikit kemampuan dalam memainkan alat musik Piano. Lagu favorit kami adalah Kindersinfonie artinya Simfoni anak-anak, yang merupakan karya terpenting bagi Mozart. Hampir  setiap hari dibawah naungan pohon kami habiskan berdua untuk memainkan musik-musik karya Mozart. Selain kita menyukai harmoni-harmoni Mozart, kitapun menyukai tanaman yang tumbuh subur dibelakang rumah, karena itulah kami elalu menyiraminya setiap ada waktu.
Karena kecintaanku terhadap Piano, aku ingin meneruskan studiku ke Jerman untuk mempelajari lebih lanjut keterampilan dalam memainkan alat musik piano. Sebelum lulus SD aku sempat menceritakan hal ini kepada Klariza bahwa aku akan meneruskan studiku ke Jerman. Tergambar raut sedih dimukanya, tapi aku meyakinkannya bahwa aku akan cepat kembali.
“ Pertemanan kita tidak akan berakhir begitu saja, aku akan selalu menjaga pertemanan kita sampai akhir hayat kita. Percayalah padaku,,,” senyumku pada Klariza yang tengah mengusap air matanya.
“ Sebelum kau pergi kau harus memainkan sebuah lagu untukku?” Pinta Klariza padaku.
“ Baiklah jika kamu berjanji padaku, kalau kau tidak akan melupakanku” Ku ulurkan kelingkingku tanda kita berjanji..
Ku mainkan lagu My Memory, Klariza kini duduk tepat disampingku, kemudian kami terbawa hanyut menikmati alunan lagu itu berdua, lengkap dengan kesedihan dan kebahagian yang ada dihati kami.
**
Keberangkatanku ke Jerman sudah semakin dekat, hatiku tak tega melihat Klariza menitikkan air matanya yang semakin deras. Ku berikan beberapa balon untuknya yang sedikit membuatnya tersenyum dan memelukku dengan penuh harapan dihatinya. Dalam perjalanan menuju Bandara Soekarno-Hatta tak banyak kami isi dengan kata-kata, aku dan Klariza asik dengan pikiran masing-masing tentang kemungkinan-kemungkinan baik dan buruk setelah perpisah kami. Demikianlah kepiluan itu menghantarkanku ke Jerman.
**
6 tahun kini telah berlalu aku tak sabar menemui orangtua dan kerabatku serta seorang Klariza teman kecilku yang juga sangat ku rindukan.
Setelah cukup beristirahat suatu pagi aku berniat menemui sesosok gadis yang tak heran lagi dimataku dan pikiranku. Aku mencoba mendekati gadis itu,
“ Guten Morgen “ Sapaku padanya.
“ Hah, whats your mean ?” Klariza menatap bingung padaku.
“ Hahahahaha” tawaku kepadanya.
“ Ni orang kenapa sih, bule gila kali ya “ Ketus Klariza padaku.
“ Loe masih inget kan gue, yang jago main Piano itu “ Cengirku padanya.
“ Jago main piano? Temen gue? Ah Mozart kah ?” Tebaknya padaku.
“ Yup, gue acungin jempol lue masih inget gue “ senyumku padanya.
            Terlihat bendungan air mata dibawah pelupuk matanya yang kini siap jebol membanjiri pipi mulusnya. Aku mengajak dia pergi ke tempat favorit kami waktu kecil yaitu dibawah pohon yang hingga kini masih kokoh berdiri tepat dibelakang rumahku. Dan benar saja tanggul air mata itu tak lagi bias membendung air matanya yang mengalir deras.
Beberapa saat setelah melepas rindu kuceritakan semua kejadian yang aku alami selama di Jerman tak ada yang terlewat.  Makanan yang tak cocok dilidah, cuaca dingin yang menusuk hingga tulang sumsumku, budaya yang terasa janggal, hingga kisah asmara. Semua itu aku ceritakan pada Klariza. Ya, kini aku sudah mempunyai kekasih yang menungguku di Jerman dan sudah aku ikat dengan seuntai janji.
“ Wah, temen kecil gue udah punya pacar orang bule nih” Cengirnya padaku.
Ya donk, loe udah punya pacar? Tanyaku pada Klariza.
“ Gue? Gue masih Single bukan jomblo.” Tawanya padaku
“  Lah apa bedanya single sama jomblo?” tanyaku heran pada Klariza.
“ Kalau single tuh prinsip tapi kalau jomblo itu takdir,heh” Balasnya padaku.
Setelah itu kami mendengarkan lagu dari Mozart hingga kami tertidur di bawah pohon.
            Keesokan harinya aku mengajak Klariza pergi jalan-jalan untuk melepaskan kerinduanku padanya. Kami menghabiskan waktu  di taman,  bermain basket, makan es krim, dan mengunjungi SD dulu. Hari itu cuaca mendung hingga turunlah hujan yang membasahi kami. Kami segera memasuki mobil khawatir basah kuyup. Kami terdiam cukup lama, cuaca dingin menusuk tubuh, Klariza memberiku minyak kayu putih untuk menghangatan tubuhku. Aku merasakan ada yang berbeda dalam diriku, tubuhku semakin membeku melihat matanya, bibirku seakan membisu ketika melihat senyumnya yang dia lontarkan untukku. Ini kah cinta? Batinku terus bertanya-tanya.
“ Ich Liebe Dich “ Ucapku padanya tanpa rasa ragu.
“ Apa yang kamu katakan?” Tanyanya padaku.
“ Aku Cinta Kamu” Jawabku cepat.
Dia tersenyum padaku dan memelukku. Ku bisikan kata ditelinganya “ Maukah kamu terus mendampingiku seumur hidupmu? “ Sontak dia tercengang dan melihatku dengan penuh keseriusan dimatanya. Air matapun jatuh membasahi pipinya kami berjanji akan menjaga satu sama lain hingga ajal menjemput kami.
Keesokan harinya kami berdua berjalan mendekati pohon yang menjadi saksi kisah kami, dan dibawah pohon itu kami berjanji akan selalu menjaga, percaya, dan setia satu sama lain. Aku mengajak Klariza pergi ke rumahku dan kami berdua memainkan lagu Harpsichord karya dari ayah Mozart. Tibalah saatnya aku akan kembali ke Jerman untuk menghadiri acara di sekolahku dan persiapan untuk konser perdanaku di Jerman.
Setelah tiba di Jerman aku menemui kekasihku disana tanpa pikir panjang aku memutuskannya begitu saja. Konserku berjalan dengan lancar, Moehammad Lizart kini dia telah menjadi kembaran Mozart ^^. Dua bulan lamanya aku di Jerman, kini aku pulang untuk menemui Klariza kekasihku yang sebenarnya, kerinduan yang menggebu tak terbendung lagi olehku. Aku ingin memeluknya dan mengatakan aku rindu kamu, batinku terus berkata seperti itu. Rindu yang bergolak seolah tak paham jarak yang harus ku tempuh dari Berlin ke Sukabumi, belum lagi birokrasi panjang yang harus ku lalui sebelum meninggalkan Jerman.
Tak sabar rasanya kuluapkan emosi kerinduanku pada Klariza yang cantik. Tak bias lagi ku menunda pertemuanku dengannya.
**
Tak berselang lama, setibaku di Tanah Air kumantapkan kaki untuk segera melepaskan kerinduan yang tak lagi dapat aku tahan. Tak lupa kukenaan baju serapi mungkin, sewangi mungkin, sebagus mungin dengan oleh-oleh dari Jerman dikedua tanganku. Tanpa ragu ku kejutkan Klariza dengan kedatanganku yang tanpa diketahuinya…
 Tersentak aku dengan pemandangan yang ada di hadapanku, dengan mata kepalaku sendriri aku melihat Klariza bersama dengan lelaki yang sangat asing bagiku. Cemburu di dadaku menyeruak. Menghantam relung-relung kalbuku. Klariza begitu senang berada disampingnya, tapi mungkinkah ini perasaanku saja? Aku ingin menanyakan semua ketidaktahuanku ini, tapi hanya satu kata yang terus terngiang dipikiranku yaitu kata percaya kepada dirinya. Ya, aku harus percaya bahwa dia menjaga perasaanku dan hatiku ini.
Ternyata  kami di takdirkan untuk bersama, sampai akhirnya kami menikah pada tanggal 14 September 1996. Kami mengikat janji suci  di depan kedua orangtua kami dengan disaksikan beribu-ribu orang dan saudara kami. Pernikahan kami diselenggarakan di halaman belakang rumahku, karena sahabat yang menjadi saksi bisu kami adalah pohon yang selama ini menemani masa kecil kami.
Kami hidup bahagia bersama satu anak ganteng dan satu putri cantik, tempat tinggal kam tetap tak jauh dengan pohon yang menjadi sahabat kami sejak kecil. Suka maupun duka telah kami lalui, dan beruntung aku bias menikahi Klariza. Klariza adalah tipe seorang istri yang selalu setia menjadi seorang pendamping. Begitulah kehidupan itu kami lalui seperti juga kehidupan rumah tangga pada umumnya. Hingga pada suatu hari……
Kecemburuanku mulai tergugah oleh seorang pria bernama Bima. Dia adalah teman Klariza yang sempat mendaratkan hatinya di pelabuhan hati Klariza. Ku tanamkan kuat kepercayaan pada Klariza dihatinya hanya ada satu cinta. Aku. Ya, hanya aku. Seru berkali-kali. Kubuang jauh curiga yang sempat menghantuiku, walaupun kerap kali dating mengganggu ketenangan.
 Suatu hari Bima mengadakan sebuah pesta perkawinan dan mengundang kami untuk datang ke acaranya dan menjadi bintang tamu. Disana kami disuguhi berbagai makanan dan minuman dari berbagai negara. Bima memberikan segelas air minum kepada Klariza dan tanpa ragu air itu di minumnya tanpa sisa.
“ Mas, kepalaku sedikit pusing” Bisiknya hampir tak terdengar.
“ Duduklah, sebentar lagi kita pulang” Aku menariknya pelan, mengajaknya duduk.
Tiba-tiba kepanikan tak lagi bias dihindari ketika wajah Klariza memucat dan tak lama setelah itu Klariza jatuh pingsan. Tanpa memutar otak kularikan Klariza  kerumah sakit.
**
            Gundukan tanah dibawah pohon kenangan masih memerah, taburan bunga warna-warni diatasnya masih Nampak segar. Air mataku tak lagi bisa menetes seakan telah pula kering bak pohon yang kini juga Nampak meranggas. Ranting-ranting yang kehilangan daun bak hati yang kehilangan jiwanya. Perlahan amarah semakin membuncah, ketika Arsenic menjalari seluruh tubuh Klariza. Dan bedebah Bimalah yang kini berada dibalik jeruji yang berhasil memenjarakan kemerdekaanku mencintai seorang wanita bernama Klariza.Kini belahan hatiku telah tiada serpihan hatiku telah meninggalkanku disini. Sebelum akhirnya aku menyusulnya aku meninggalkan sebuah lagu yang berjudul The Heaven Way.
***

Kamis, 16 Agustus 2012

Mengakses Internet Menggunakan Modem Telepon


            Jika kita menghubungkan computer ke internet dengan koneksi dial up. Ada 2 perangkat yang dibutuhkan, yaitu modem dan saluran telepon.
           Saluran telepon digunakan untuk menghubungkan computer kita ke ISP (Internet Service Provide). Selanjutnya ISP akan meneruskan koneksi ke internet. Berikut langkah-langkah untuk melakukan akses internet dial up atau modem telepon :
1)      Carialh shortcut telkomnet instant atau telkomnet flexi pada desktop. Klik dua kali shortcut tersebut sehingga kotak dialog Connect telkomnet akan ditampilkan.


2)      Klik tombol Dial. Kotak dialog proses koneksi akan ditampilkan.
3)      Kadang-kadang proses koneksi dapat gagal. Hal ini disebabkan karena jalur telepon yang sibukdan sebagainya. Jika hal ini terjadi, kliklah tombol Redial.
4)      Bila proses koneksi berhasil, maka akan dilakukan proses verifikasi username dan password tunggu sampai proses tersebut selesai.

5)      Bila proses verifikasi username dan password berhasil, maka akan dilakukan registrasi computer kita di internet. Tunggu sampai proses iniselesai.
6)      Bila proses registrasi selesai, maka kotak dialog Connecting telkomnet@flexi akan ditutup dan akan muncul icon Telkomnet@flexi di Taskbar. Pada ikon tersebut juga akan ditampilkan kecepatan akses computer kita ke internet, ukuran data yang telah ditransfer ke computer kita dan durasi koneksi computer kita ke internet.

Arigatou Gozaimasu ^_^

Mengakses Internet Melalui Jaringan LAN & WAN


Kita dapat mengakses internet secara bersama-sama. Untuk mengakses internet secara bersama-sama dalam suatu ruangan atau gedung, kita dapat menggunaan suatu sistem jaringan komputer.Tujuan dibentuk jaringan komputer adalah untuk menghubungkan komputer sehingga informasi yang disimpan secara elektronis dapat dikirimkan dari satu komputer ke komputer lainnya. Jaringan komputer terdiri dari dua katergori berikut :
· Jaringan lokal atau Local Area Network (LAN)
· Jaringan luas atau Wide Area Network (WAN)

            Mengapa jaringan dikategorikan dalam LAN dan WAN? Karena dari teknologi yang digunakan, jaringan LAN memiliki keterbatasan jangkauan. Untuk menghubungkan komputer dalam jarak yang lebih jauh, teknologi LAN menjadi tidak ekonomis dan tidak memungkinkan. Misalnya, menghubungkan ATM (Automatic Teller Machind) yang terletak di Jakarta Timur dengan komputer server di Jakarta Pusat.

1. Local Are Network (LAN)

Jaringan lokal (Local Area Network) merupakan jaringan yang menghubungkan antara satu komputer dengan komputer yang lain dalam satu ruangan, bangunan, atau satu gedung. Misalnya, perusahaan dapat menggunakan LAN untuk menghubungkan komputer-komputer pada tiap ruang dalam kantor tersebut sehingga membentuk workgroup.

Langkah – langkah setting koneksi internet melalui  LAN Card :

Ø  Buka Control Panel dengan klik start – Setting – Control panel, selanjutnya jendela Control Panel akan terbuka.
Ø  Pada jendela Control Panel – klik 2 kali Network Connections, jendela Network Connections terbuka.

Ø  Pada icon Local Area Connection, klik kanan – pilih Properties. Sehingga jendela Local Area Connection Properties ditampilkan.

Ø  Pada tab This connection uses the following items; klik Internet Protoclo (TCP/IP), selanjutnya klik tombol Properties. Sehingga tampil jendela TCP/IP Properties.

Ø  Pada jendela TCP/IP Properties klik use the following IP addres, sehingga isian IP addres, Subnet mask & Default gateway menjadi aktif. Selanjutnya lakukan pengisian data sesuai dengan IP addres ISP yang ada di sekolah kalian.
Ø  Selanjutnya klik Use the following DNS server addres; sehingga isian Prefered DNS server dan Alternate DNS server menjadi aktif. Istilah data pada Prefered DNS server seperti data pada Default gateway.
                                                       
Ø  Selanjutnya klik tombol OK. Tunggu hingga komputer tersambung dengan LAN & Internet.
2. Wide Are Network (WAN)

            Wide Area Network (WNA) merupakan jaringan yang menghubungkan area yang lebih luas, biasanya antara gedung yang satu dengan gedung yang lainnya atau derah yang lebih luas lagi. Contoh lainnya adalah mesin ATM (Automatic Teller Machine). Ada beberapa jenis jaringan komputer bila dilihat dari cara pemrosesan data dan pengaksesannya.

            Host-Terminal, jaringan ini terdiri dari sebuah atau lebih server yang dihubungkan dalam suatu dumb terminal. Karena dumb terminal hanyalah sebuah monitor yang dihubungkan dengan menggunakan kabel RS-232, maka pemrosesan data dilakukan di dalam server.

            Client-Server, jaringan ini terdiri dari sebuah server atau lebih yang dihubungkan dengan beberapa client. Server bertugas menyediakan layanan.
Peer to Peer, terdiri dari beberapa terminal komputer yang dihubungkan dengan media kabel. Secara prinsip, hubungan peer to peer ini adalah bahwa setiap komputer data berfungsi sebagai server (penyedia layanan) dan client, keduanya dapat difungsikan dalam suatu waktu yang bersamaan. LAN (Local Area Network) hanya terdapat satu atau dua server dan ruang lingkupnya terdapat dalam satu lokasi atau gedung. WAN (Wide Area Network), merupakan gabungan dari LAN, yang ruang lingkupnya dapat saja satu lokasi, misalnya gedung bertingkat, atau dapat tersebar di beberapa lokasi di seluruh dunia, jaringan jenis ini membutuhkan minimal satu server untuk setiap LAN, dan membutuhkan minimal dua server yang mempunyai lokasi yang berbeda untuk membentuknya. Internet, jaringan ini merupakan sekumpulan jaringan yang berlokasi terbesar di seluruh dunia yang saling terhubung membentuk satu jaringan besar komputer. Dalam jaringan ini dibatasi layanannya sebagai berikut : FTP, E-mail, Chat, Telnet, Conference, News Group, dan Mailing Li.

Arigatou Gozaimasu..^_^

Selasa, 17 Januari 2012

Dialog - Pengorbanan seorang Sahabat


Ini kisah tentang 3 sahabat sejati. Ketiganya ini gemar sekali bernyanyi.Namun salah satu dari mereka boleh di katakan kondisi fisiknya sangat lemah, dia itu bernama Clara. Clara ini memiliki penyakit  kanker otak, tetapi sahabatnya tidak mengetahui penyakitnya itu. Di pagi yang cerah salah satu temannya menghampiri Clara.

Jesica    : “Eh,Clara kamu jangan belagu deh,mentang – mentang kamu udah punya anggota club                 baru ,asal kamu tau aja ya........!!!!!!!!!!                                                                                                         Kamu tuh hanya di manfaatin sama Kirana dan Lintang, dan meskipun kamu udah                             masuk ke club si Kirana gak lama lagi juga kamu di keluarin ma si Kirana karena kamu                               tuh hanya nyusahin mereka aja. “                                                                                                       
Clara      : “Maksud kamu apa sih,Jes? “
Jesica    : “Duh,cape bener ngomong sama anak bego kaya kamu. Maksud gue tuh loe gak ada                       gunanya, meskipun punya club baru.”
                         Beberapa menit kemudian Kirana dan Clara menghampiri Jesica dan Clara.
Kirana   : “Eh,Jes kamu tuh jangan ngatain Clara terus, liat aja diri kamu sendiri baru ngatain                             orang lain.”
Jesica    : “Ya terserah gue lah.........!!!!!”
Lintang : “Eh,Jes kamu tuh keras kepala banget sih, kamu gak apa – apakan, Clar........???”
Clara      : “ Aku gak apa – apa ko, emang bener yang di katain Jesica aku tuh hanya nyusahin                             kalian aja, dan aku tuh gak ada gunanya buat kalian.”
Kirana   : “Jesica tuh gak usah di dengerin, kamu tuh sangat berguna buat kami, iya kan, Lin???”
                                                Keesokan harinya......
Lintang : “Pagi, Clara?”
Clara      : “Pagi...”
Lintang : “Oh,ya nanti siang kita ke rumah si Kirana,yu?”
Clara      : “Maaf,Lin aku gak bisa, aku ada urusan.......!!!!”
Kirana   : “Oh,kamu di ancam lagi sama si Jesica......????”
Clara      :”Bukan, aku ada keperluan keluarga......”
Kirana   : “Oh,ya udah gak apa – apa.”
                Bel masuk pun berbunyi.....!!!!! Beberapa jam kemudian sekolahpun akhirnya pulang. Clara pamit pulang kepada Kirana dan Lintang. Ketika Clara sudah pulang, Jesica menghampiri Kirana dan Lintang.
Jesica    : “Oh, itu ya yang dinamain sahabat sejati......???? Kalian dengerkan tadi pagi dia                                    ngomong apa.......??? Dia tuh hanya mikirin dia sendiri , sedang kan kalian masih aja                                 percaya sama omongan dia.......kasihan banget sih!!!!!!!!”
Kirana   : “Eh, Jes kamu jangan so tahu deh , tau apa kamu tentang Clara...???”
Jesica    : “Emang kenyataannya gitu kok, mau gimana lagi.”
Lintang                 : “Dasar manusia gak punya otak.”
Jesica    : “Apa kamu bilang, gak punya otak..?Eh, jaga ya mulut loe”
Kirana   : “Apa mau berantem OK........!!!!!!!!
                Jesica, Kirana, dan Lintang saling mengejek satu sama lain. Tidak lama setelah itu ibu guru Bu Risma datang.
Guru      : “Kalian semua sedang apa......??? Kalian mau jadi anak jagoan,berantem di sekolah,                         kalian semua ikut ibu ke kantor....!!!!!”
Guru      : “Dasar kalian semua anak gak tau di untung.Kalian sekolah itu buat menuntut ilmu,                           bukan untuk berantem.Sebagai hukuman nya kalian di skore selama 5 hari dan tidak                        lupa kerjakan tugas Matematika, Bahasa Inggris, IPA, dan Bahasa Indonesia sampai                                     selesai, setelah kalian masuk langsung hubungi ibu.”
Jesica    : “Tapi kan bu, Kirana dan Lintang yang mulai duluan.”
Kirana   : “Kamu yang mulai duluan.”
Lintang                 : “Iya, kamu yang mulai duluan.”
Guru      : “Kalian semua diamm........!!!!!!!!! Kalian semua pulang, cepat pulang......!!!
                Sudah 5 hari berlalu masa hukuman Kirana, Lintang dan Jesica sudah selesai.Tetapi ketika Kirana dan Lintang masuk ke dalam kelas, mereka tidak melihat Clara. Kirana dan Lintang menanyakan kepada teman nya, ternyata Clara jatuh sakit 3 hari yang lalu dan dia di rawat di Rumah Sakit Sekarwangi.Setelah pulang sekolah Kirana dna Lintang menjenguk Clara di rumah sakit.
Lintang : “Clara,kenapa kamu gak bilang...???”
Clara      : “Gak bilang apa......????
Lintang                 : “Kenapa kamu gak bilang, kalau kamu menderita penyakit kanker otak.”
Clara      : “Kalian tau dari mana....???
Kirana   : “Kami tau dari orang tua kamu.”
Lintang : “Clara jangan tinggalin kami berdua.”
Clara      : “Hem, kalian berdua tuh lucu ya kalau nangis.Kalian tuh gak berdua, kalian masih                                punya banyak temen di sekolah, gak cuman aku kan...??? Lagi pula gurupun perbilang                                     kita tuh pasti kembali kepada Tuhan. Mungkin dari kita bertiga aku yang duluan                                diambil oleh NYA.”
Lintang                 : “Jangan bicara begitu, kita pasti akan selalu bersama – sama ko.”
                Sehari setelah itu Jesica mengalami kecelakaan yang mengakibatkan kedua matanya tidak dapat melihat lagi, Lintang dan Kirana mengetahui semua nya bahwa Jesica mengalami kecelakaan .Setelah pulang sekolah Kirana dan Lintang menjenguk  Clara.
Lintang : “Hai Clara apa kamu sudah mulai membaik......????
Clara      : “Alhamdulillah sudah mulai baikan.”
Kirana   : “Syukurlah....!!! Oh, iya Clar, si Jesica kecelakaan dan kedua matanya gak bisa ngeliat                       lagi.”
Clara      : “Apa, kecelakaan?Dia di rawat dimana?
Kirana   : “Katanya sih disini, kenapa kamu nanyain dia, dia tuh gak usah di kasihani orang jahat                       kaya dia emang seharus nya di beri pelajaran seperti itu.”
Clara      : “Kalian berdua jangan seperti itu, kita harus menjenguk nya.”
Lintang : “Ngapain anak itu di jenguk segala,males deh aku.”
Clara      : “Apa kalian gak kasihan sama dia, kalau kalian di posisi dia pasti kalian juga ingin                                   di jenguk oleh teman kan?”Kalau kalian memang sayang sama aku, kalian mau kan                                  penuhi permintaan terakhir aku?Apa kalian tau dia di rawat di kamar berapa?”
Kirana   : “Dia di rawat di kamar 104.”
                                Setelah Kirana, Clara , dan Lintang sampai di kamar 104.
Suster   : “Silahkan masuk......!!!!!!!!”
Clara      : “Terima kasih.”
Jesica    : “Siapa itu?”
Clara      : “Ini aku Clara sama teman – teman mau jenguk kamu.”
Jesica    : “Mau apa kalian jenguk aku,kalian mau ngetawain aku ya?”
Clara      : “gak, kami hanya ingin tau keadaan kamu ko.”
Jesica    : “Clara, maaf kan aku, aku udah jahat sama kamu.Clara kamu mau kan maafin aku?”
Clara      : “Iya, aku maafin kamu ko,heu...!!!”
Kirana   : “Clara,kamu gak apa – apa kan?
Clara      : “Aku gak apa – apa ko.
Jesica    : “Clara, kamu sakit apa?
Lintang : “Dia tuh menderita penyakit kanker otak.”
Jesica    : “Kalian bohong kan?”
Clara      : “Kalian semua harus janji ke aku, kalau nanti aku sudah meninggal,tolong donor kan                         kedua mata aku untuk Jesica, dan kalian janji jangan berantem lagi,heu.......!!!”
Kirana   : “Clara.........!!!!!!!!”
Lintang : “Clara......jangan tinggalin kami......!!!!!”
                Dan akhir nya Clarapun meninggal, kedua mata Clara di donorkan untuk Jesica,Jesica hanya menangis melihat teman yang selalu dia hina kini telah terbaring kaku.
Kata Mutiara      : “Ketika kawan ada disisi jarang kita hargai, apabila kawan sudah tiada lagi                                               disisi, baru menangis setengah mati.”
Kesan                    : “Tiada masa yang paling indah selain saat kita saling bercanda dan tiada kata                                         yang dapat dikatakan selain ucapan terima kasih banyak karena kalian, aku                                              dapat mengetahui arti dari sebuah kehidupan yang sesungguh nya.”
Pesan                    : “Kita tidak boleh menghina sesama umat manusia, ketika kita kehilangan nya                                       kita pun akan meneteskan air mata.”

Senin, 16 Januari 2012

For My Boy


Kenalin aku Risma Damayanti, akhirnya aku bikin FF oneshoot nih!! dibaca ya??! maaf klo gaje!  (-_-)
Cast     : Iqma Fatimah, Mario Maurer, Adnan Mufid (Dokter Adnan), dan ibu Risma
Lenght  : oneshoot

            Tik tik tik.....
Kudengar suara rintik hujan di luar rumah sakit. Aku menoleh kearah luar. ‘Kalau hujan begini apa Mario akan datang?’ ucapku dalam hati. Ketika sedang berpikir, kudengar suara pintu kamar rawatku dibuka. Aku menoleh kearah pintu.
“Mario! Kau datang?!” Kataku ketika melihat lelaki yang berdiri di pintu Kamar Rawatku dengan baju yang basah kuyup.
“ Handuknya mana, Iqma? Aku kebasahan nih!” jawabnya sambil memasuki kamar rawatku dan menutup pintu. Aku berjalan kearahnya sambil membawa handuk dan menyerahkannya. Ia mengambil handuk itu dan berkata “Thanks” lalu ia mengeringkan badannya yang basah kuyup itu. Aku berjalan ke arah tempat tidurku dan duduk diatasnya.
“ Kenapa hujan-hujan begini kau datang?” Tanyaku padanya.
“ Memangnya kenapa? Selama ini aku memang selalu datang kan?!” jawabnya sambil terus berusaha mengeringkan diri. Ya, memang sejak 6 tahun yang lalu dia selalu datang untuk menjengukku disini.

*Flashback

Pertama kali aku melihatnya ia sedang berjalan dengan wajah tersenyum lebar di taman. Hari itu aku sedang berjalan-jalan. Aku bosan karena terus dikamar. Aku terus memperhatikan wajah cerianya. Tiba-tiba saja ia menyapaku,
“ Hei, maukah kau menjadi temanku, perkenalkan namaku Mario Maurer. Kelihatannya kita seumuran ?! Siapa namamu? ” Tanya nya padaku.
“ Ah, aku Iqma Fatimah “ Jawabku.
Kemudian kami mengobrol. Ia bercerita tentang lukanya dan sekolahnya. Ia masuk rumah sakit karena terluka akibat pertengkaran ketika melerai temannya yang sedang bertengkar. Saat itu kami masih berumur 9 tahun. Aku senang dengan keberadaan Mario di rumah sakit karena sebelumnya aku belum pernah punya teman. Sejak saat itu, selama 2 minggu aku selalu bermain bersamanya. Tapi hari ini ia akan pulang.
“ Iqma aku akan pulang hari ini. Kata dokter, lukaku sudah sembuh jadi aku diperbolehkan pulang!” Ucap  Mario pada minggu keduanya di rumah sakit.  Aku menatapnya dengan sedih, tapi aku berusaha menunjukkan wajah gembiraku.
“ Waahh Bagus kalau begitu!” Kataku tersenyum padanya. Namun perlahan-lahan air mataku jatuh. Aku menangis.
“ Kenapa menangis Iqma ?” Tanya Mario. Ia mendekatiku dan menghapus air mataku dengan tangannya (maunya deh Iqma ^,^)
“ Hiks.. hiks aku.. aku pasti akan kesepian kalau tidak ada kamu!” kataku sambil menangis. Ia menatapku sambil tersenyum.
“ Kau tenang saja, setelah keluar rumah sakit aku akan mengunjungimu setiap hari sepulang sekolah!” kata Mario  menghiburku. Aku mengangkat kepalaku menatapnya.
“ Aku akan datang setiap hari! Jadi kau tak akan kesepian kan?” katanya.

*Flashback end

“ Hei kau ini benar-benar bodoh ya? kan kau bisa pakai payung kesini!” Omelku padanya.
“ Benar juga! Kenapa tidak terpikir olehku ya?!” katanya dengan bodohnya. Aku menghela napas karena kebodohannya.
“ Crazy!” Makiku padanya. Ia hanya tersenyum mendengar makianku.
“ Apa kau baik-baik saja hari ini, Ma? Kau tidak kambuh kan?” tanya Mario  padaku.
“ Hmm, akhir-akhir ini sudah jarang kambuh!” jawabku. Ia tersenyum.
“ Ahh iya aku lupa. Untung tidak basah!” serunya sambil mengeluarkan sebuah amplop cokelat dan memberikannya padaku. Aku mengambilnya dan mengeluarkan isinya. Ternyata isinya adalah sebuah foto Kembang Api yang sangat indah,
“ Aku ingin sekali tahun baru sekarang ini melihat kmebang api bersamamu !! senyumku padanya.
 “ Baiklah” Jawab Mario padaku.
“ Tapi.... pasti sulit untuk mendapatkan izin keluar rumah sakit.!” jawabku lesu.
“ Benar juga ya?! hmm kalau begitu kita tunda saja debut nonton kembang api-nya sampai kau sembuh!” kata Mario  sambil tersenyum.
“ Ahh tidak usah! Mario  nonton saja dengan pacarmu! Pacarmu pasti menantikkannya!” kataku. Aku kan tidak mungkin membiarkannya menunggu untuk waktu yang tak tahu berapa lama untuk menonton kembang api tahun baru ini. Penyakit jantungku sudah ada sejak kecil. 7 tahun yang lalu semakin parah sehingga aku harus tinggal di Rumah Sakit ini. Rumah sakit ini sudah seperti rumahku sendiri. Untuk sembuhpun belum pasti kapan.
“ Aku tidak akan pacaran sebelum Iqma sembuh! Jadi kau tak usah khawatir” katanya lagi.
“ Jangan begitu! Aku tidak ingin kau terpaksa karena aku!”
“ Siapa yang bilang aku terpaksa. Aku melakukannya karena aku ingin. Cuma mau ngasih saran jadi orang jangan ke geeran ^,^!” katanya sambil tersenyum lebar. Aku menatapnya dan berjalan menghampirinya. Aku memeluknya. Dan menangis.
“ Thanks, Mario. Thank you very much!” ia mengusap-usap kepalaku lembut. Ia memang teman terbaikku.
            Keesokan harinya,
“ Iqma!” aku menoleh. Dan melihat Mario  berdiri dengan senyum lebarnya.
“ Mario.. hari ini sekolahnya pulang cepat ya?!” tanyaku
“ Hmm! Karena guru-guru sedang rapat kami pulang cepat!” jawabnya. Ia mengeluarkan setumpuk foto. Ia memberikannya padaku. Ternyata itu foto kucing yang sangat lucu!
“ Waahhh lucuuunyaaaa!!” seruku senang. “ Uh!”  Tiba-tiba dada sebelah kiriku terasa seperti ditindih benda yang sangat berat secara tiba-tiba. ‘Apa?? Tidak mungkin!!’
“ Iqma??” kudengar Mario memanggil namaku cemas. Foto-foto kucing lucu itu jatuh berserakkan di lantai. Lalu Mario berdiri dan berkata
“ Tunggu sebentar, aku akan memanggilkan dokter!” kata Mario  cemas. Aku memegang lengan bajunya untuk menahannya.
“ Tidak... Tidak perlu! Sudah baikkan! Aku sudah baikkan! Hh..hh” kataku terengah-engah. Mario  duduk kembali dan menatapku cemas.
“ Benar sudah baikkan??” tanyanya untuk meyakinkan.
“ Ya sudah baikkan kok..” kataku meyakinkannya dengan tersenyum. Sebenarnya ada satu hal yang belum kukatakan padanya. Dan aku tidak bisa mengatakannya. Lalu aku melihat Dokter Adnan sedang melewati kamarku dan berhenti ketika melihat Mario.
“ Oh! Mario?!” kata Dokter Adnan.
“ Ahh dokter telat deh!!” kata mario.
“ Eh??”
“ Ahh enggak kok dokter!” Kataku. Aku tidak ingin dokter jadi khawatir.
“ Hmm? Oh iya Mario sebaiknya kau segera bujuk Iqma. Kalau tunggu lebih lama lagi...”
“ Tung...!” potongku namun tak dihiraukan oleh mereka.
“ Tubuhnya tak akan tahan lagi untuk operasi!” lanjut Dokter Adnan.
“ Hentikan dokter!!” Teriakku. Raut wajah Mario seketika itu juga kaget.
“ Apa?? Tidak akan kuat lagi?? Apa maksudnya ini?” tanya Mario.
“ Masa sih kau belum bilang?!” kata dokter padaku.
“ Bukan.. bukan begitu...!” sanggahku. Mario  menatapku dengan tatapan bingung. Aku terdiam. Bingung harus bicara apa.
“ Maaf Rio.. aku.. aku harus Operasi untuk bisa sembuh sepenuhnya. Tapi kemungkinan sembuhnya hanya 25 persen. Tapi kalau aku tidak operasi aku hanya bisa hidup selama 1 tahun saja” kataku menjelaskan hal paling tidak ingin kukatakan padanya. Ia menatapku dengan marah.
“ Apa?? Satu tahun?? Jangan bercanda! Kenapa kau tidak bilang?!” teriaknya marah. Aku balum pernah melihatnya semarah itu padaku.
“ Tenanglah Mario. Aku memintamu untuk membujuknya dengan baik-baik.” Kata Doter Adnan.
“ Diam!!” bahkan ia yang selalu sopan saja berani membentak dokter Adnan.
“ Biarpun kemungkinan Sembuhnya hanya 1 persen. Kau masih punya kesempatan!” katanya marah. Kulihat wajahnya yang marah. Aku tahu akan seperti ini jadinya.
“ Setidaknya kalau tidak operasi aku bisa menemanimu selama 1 tahun” kataku lemah.
“ Meski Cuma sebentar aku ingin selalu bersamamu kamu ” lanjutku.
“ Apa hanya 1 tahun? Cuma 1 tahun kan??” katanya.
“ Apa aku mau membertaruhkan 25 % itu!! Aku kan yang mau mati!!” teriakku kesal. Aku... aku tidak mau.. tidak mau. Aku ingin bisa bersama-sama dengan kamu. Nggak secepat itu berpisah.
“ Aku hanya ingin bersamamu, Mario” kataku lagi.
“ Baiklah. Jika kemungkinannya Cuma 25 persen. Aku akan mempertaruhkan 75 persennya untuk hidupku! Aku berjanji akan selalu menyayangimu, Iqma sampai aku mati!”
“ Dengan begini sama saja 100% kan?!”
***
Aku mengerjapkan mataku. Aku menolehkan kepalaku dan melihat Mario yang tertidur di tepi ranjangku dengan kepala di atas tangannya yang dilipat diatas ranjang. Aku tersenyum melihatnya. ‘ Aku tidak akan pernah bisa menang darinya’. Aku melihat sebuah kamera digital didekat ranjangku. Kuraih kamera itu dan menyalakannya.
Ctik! Bunyi kamera dan Bliztnya memenuhi kamar yang gelap itu. Kulihat Ryu yang bergerak dan mengerjapkan matanya terbangun. Mungkin karena bunyi kameranya.
“ Hmmm.... kau sedang memotret apa Iqma??” tanyanya sambil mengusap-usap matanya.
“ Eh.. maaf Rio. Aku hanya ingin mengambil fotomu. Soalnya aku ingin punya fotomu!” kataku dengan perasaan bersalah karena sudah membangunkannya. Ia menatapku dengan bingung.
“ Aku ingin punya foto Mario, supaya kalau jantungku kambuh dan kamu tak ada disini, aku bisa melihat fotomu dan merasa Mario  ada disampingku!” kataku lagi sambil tersenyum.
“ Kalau begitu, kita foto berdua saja. Dan nyalakan saja lampunya supaya terang!” kata Mariodan berjalan menuju Sakelar Lampu dan menyalakannya. Ia berjalan kearahku dan mengambil kamera itu dari tanganku.
“ KATAKAN CHEEESSEEE!!”
Ctik!!
Aku melihat hasil foto kami dengan tersenyum.
“ Mario... aku.. Operasi itu aku mau melakukannya!” kataku pada Mario  yang membuatnya tertegun menatapku. Dan kemudian memelukku erat.
“ Aku pasti mendukungmu! Semangat!” katanya.
“ Ya! aku sayang kau Mario, Sahabat terbaikku!” kataku tulus.
“ Hmm! Aku juga sayang Iqma, Sahabat terbaikku!”
***
Seminggu sudah berlalu sejak aku memutuskan untuk mau melaksanakan operasi itu. Hari ini adalah hari Operasi yang sangat menentukan itu. Aku menoleh ke arah Jam dinding. Pukul 06.55. operasinya akan dimulai pukul 7 tepat tinggal 5 menit lagi. Tapi Mario belum datang. ‘ apa terjadi sesuatu padanya?’ pikirku cemas.
“ Iqma  5 menit lagi, saya jemput untuk ke ruang operasi. Sekarang saya mau menyiapkan segalanya dulu. Saya permisi” kata seorang suster. Aku mengangguk.
“ Mario.. kau dimana?” bisikku. Tiba-tiba kudengar pintu terbuka. Aku menoleh.
“ Mario!!” seruku senang. Kulihat Mario terengah-engah, sepertinya dia habis berlari. Bajunya pun kotor terkena lumpur.
“ Untung masih sempat!” kudengar ia berkata.
“ Mario! Kemana saja kau? Kenapa bajumu kotor begitu?!” tanyaku. Lalu turun dari ranjang menghampirinya.
“ Tadi aku terjatuh di depan tempat cetak foto. Ini untukmu!” katanya sambil memberikan selembar kertas foto padaku. Itu adalah foto yang kami ambil seminggu yang lalu.
“ Kau kotor sekali!” kataku. Aku mengulurkan tanganku untuk membersihkan wajahnya. Tapi ia menghindar.
“ Ahh jangan disentuh nanti kau jadi kotor sebelum operasi!” katanya. Aku tersenyum.
“ Mario.. kalau nanti aku tidak ada. Aku ingin kau berjanji untuk tidak sedih dan tidak melupakanku. Apapun yang terjadi aku akan selalu ada di hatimu kan?!” kataku tersenyum. Mario  menatapku dengan tatapan yang sulit dibaca.
“ Janji ya?!” kataku sambil menunjukkan senyum termanisku yang mungkin akan jadi yang terakhir kuberikan untuknya.
***
“ Iqma..”
“ Iqma..”
Aku mengerjapkan mata ketika namaku dipanggil. Aku tersentak. ‘ aku masih hidup! Berarti...?!’. kulihat wajah gembira Ibuku yang bernama Risma dan dokter Adnan.
“ Iqma operasinya berhasil nak!” seru ibuku sambil memelukku erat.
“ Iya bu.!” Jawabku senang. Ibuku melepaskan pelukkannya dariku.
“ Selamat ya Iqma. Mulai sekarang kau bisa sekolah lagi!” kata Dokter Adnan tersenyum.
“ Ya. terimakasih dok!” ucapku senang. Aku melihat sekeliling mencari-cari sosok yang sangat ingin kutemui saat ini. tapi aku tak melihatnya di mana pun.
“ Bu, Mario mana?” tanyaku pada ibuku. Tiba-tiba saja raut wajah ibuku dan Dokter Adnan menjadi murung. Aku merasakan sesuatu yang tidak enak.
“ Ada apa, Bu?”
“ maaf nak.. Mario.. sudah tidak ada” jawab ibuku lalu menutup wajahnya dengan kedua telapak tangannya menangis.
“ Apa maksud bu? Apa Mario sudah pulang duluan?” tanyaku cemas. Perasaanku sangat tidak enak. Jangan-jangan..
“ Maaf nak.. Mario mengalami kecelakaan. Ia tertabrak mobil didepan tempat cetakfoto di Shibuya ketika menuju kesini. Dan meninggal di tempat.” Jawab Dokter Adnan.
Deg!
Apa yang dia katakan?? Itu tidak benar kan? Bohong kan??
“ Dokter bohong kan?! Tadi Mario ada disini untuk memberikanku ini!” kataku pada dokter Adnan dan mengeluarkan foto kami dari bawah bantal. Tiba-tiba aku tersadar. Foto ini..
‘Tadi aku terjatuh di depan Tempat cetak foto. Ini untukmu!’ katanya sambil memberikan selembar kertas foto.
Aku merasakan air mataku terjatuh.
“ Ini semua Bohong kan?! Ini tidak mungkin! Sama saja bohong kalau aku hidup tapi Mario tidak!! Bu ini bohong kan?!!” tanyaku lagi. Air mataku terus mengalir deras. Kenapa begini? Ya tuhan! Tiba-tiba mataku tertuju pada benda yang ada dibawah bantalku. Sebuah buku. Aku tidak merasa pernah meletakkan sebuah buku di bawah bantalku.
Aku ambil buku itu. Aku membuka halaman tengahnya. Ada bacaan disitu.
“Iqma... .. kalau nanti aku tidak ada. Aku ingin kau berjanji untuk tidak sedih dan tidak melupakanku. Apapun yang terjadi aku akan selalu ada di hatimu kan?!
Ini kata-katamu lhoo!! v(>.^)v
Pokoknya kau harus selalu bersemangat ya! janji?!”  
Aku menangis membaca tulisan itu. Mario... maafkan aku.. aku akan selalu menyayangimu. Aku janji!
***
Sudah satu tahun sejak Mario meninggal. Aku selalu mengunjungi makamnya setiap seminggu sekali. Sekarang aku sedang berdiri di samping makam Sahabat Terbaikku. Aku perlahan berjongkok meletakkan bunga diatas makamnya lalu memegang batu nisan bertuliskan namanya
MARIO MAURER
“ Hai Mario, Apa kabar? Aku sangat merindukanmu! Apa kau merindukanku?. Nggak kerasa ya, udah satu tahun kita pisah. Sekarang aku bisa sekolah lagi sepertimu dulu! Aku senang bisa dapat banyak sekali teman disekolah. Aku harap kau juga tenang ya disana. Aku harap kau bisa melihat banyak hal yang lebih indah. Kau tahu, aku benar-benar merindukanmu.” Kataku. Aku melihat jam tanganku. Lalu berdiri.
“ Ahh maaf Mario. Aku harus pergi. Ada eskul disekolah. Sampai jumpa. Aku menyayangimu. Kau juga kan?” kataku lalu tersenyum dan berjalan menjauhi makam Mario. Tiba-tiba angin lembut berhembus dan aku mendengar samar-samar suara yang kurindukan.
‘aku juga menyayangimu, Iqma’. Aku tersenyum dan mengangguk. Dan berjalan menjauhi makam Mario.

~THE END~ ^.^
ARIGATO GOZAIMASU...